Jumat, 26 April 2019

Separator

Unit Pemisahan

Pemisahan merupakan suatu proses yang penting dalam industri kimia. Dalam proses sintesa pada industri kimia diinginkan produk dengan kemurnian yang tertentu atau diperlukan pula bahan baku dengan kemurnian tertentu. Dengan proses pemisahan diharapkan dapat memperoleh kemurnian produk yang semurni mungkin atau konsentrasi yang sesuai dengan permintaan pasar.
Dalam industri kimia terdapat berbagai macam proses pemisahan, tergantung fase penyusun campuran yang akan dipisahkan. Campuran yang terdiri atas satu fase saja disebut campuran homogen. Sedangkan campuran yang terdiri atas 2 fase atau lebih disebut campuran heterogen.
Proses-proses pemisahan campuran homogen antara lain:
  1. Evaporasi atau penguapan adalah suatu proses yang bertujuan memekatkan suatu larutan yang terdiri atas pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut (solute) yang nonvolatile. Dalam kebanyakan proses evaporasi, pelarutnya adalah air. Evaporasi dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut sehingga didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi (Saleh, 2004). Menurut Saleh (2004), umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan produk yang diinginkan, sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu, sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan titik didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut dengan pelarutnya. Pada industri susu, titik didih normal air (sebagai pelarut susu) 100°C, sedang padatan susu praktis tidak bisa menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak menguapnya padatan, akan diperoleh larutan yang makin pekat (Saleh, 2004).
  2. Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton.
  3. Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.
Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:
a.    Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yang wangi.
b.    Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven. Ekstraksi jenis ini merupakan proses yang umum digunakan dalam skala laboratorium maupun skala industri.
c.    Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu senyawa kimia dari matriks padatan ke dalam cairan.
  1. Kristalisasi merupakan peristiwa pembentukan partikel-partikel zat padat dalam suatu fase homogen. Menurut Brown (1978) kristalisasi adalah suatu proses pembentukan kristal dari larutannya dan kristal yang dihasilkan dapat dipisahkan secara mekanik. Kristalisasi dari larutan terjadi jika padatan terlarut dalam keadaan berlebih (di luar kesetimbangan), maka sistem akan mencapai kesetimbangan dengan cara mengkristalkan padatan terlarut (Dewi dan Ali, 2003). Kristalisasi senyawa dalam larutan langsung pada permukaan transfer panas dimana kerak terbentuk memerlukan tiga faktor simultan yaitu konsentrasi lewat jenuh (supersaturation), nukleasi (terbentuknya inti kristal) dan waktu kontak yang memadai.  Pada saat terjadi penguapan, kondisi jenuh (saturation) dan kondisi lewat jenuh (supersaturation) dicapai secara simultan melalui pemekatan larutan dan penurunan daya larut setimbang saat kenaikan suhu menjadi suhu penguapan. Pembentukan inti kristal terjadi saat larutan jenuh, kemudian sewaktu larutan melewati kondisi lewat jenuh beberapa molekul akan bergabung membentuk inti kristal. Inti kristal ini akan terlarut bila ukurannya lebih kecil dari ukuran partikel kritis (inti kritis), sementara itu kristal-kristal akan berkembang bila ukurannya lebih besar dari partikel kritis. Apabila ukuran inti kristal menjadi lebih besar dari inti kritis, maka akan terjadi pertumbuhan kristal.
  2. Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara pengikatan bahan tersebut pada permukaan absorben cair yang diikuti dengan pelarutan. Kelarutan gas yang akan diserap dapat disebabkan hanya oleh gaya-gaya fisik (pada absorpsi fisik) atau selain gaya tersebut juga oleh ikatan kimia (pada absorpsi kimia). Komponen gas yang dapat membentuk ikatan kimia akan dilarutkan lebih dahulu dan juga dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu absorpsi kimia mengungguli absorpsi fisik. Stripping atau pelucutan adalah proses pemisahan yang cara kerjanya sama dengan proses absorbsi hanya solute yang akan dipisahkan berupa fase liquid sedangkan pelarutnya fase gas.
  3. Presipitasi atau reaksi pengendapan dalam bidang kimia didefinisikan sebagai proses pengendapan kandungan zat larutan yang dikarenakan adanya reaksi kimia. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-senyawa ionik. Sebagai contoh reaksi antara larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] yang ditambahkan ke dalam larutan natrium iodida (NaI) dan terbentuk endapan timbal iodida (PbI2) yang berwarna kuning. Untuk lebih jelas reaksinya seperti ini,
Pb(NO3)2(aq) + 2NaI (aq) → PbI2(s) + 2NaNO3 (aq)
Reaksi pengendapan yang terjadi menghasilkan endapan timbal iodida.
Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, itu tergantung kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat dapat dibagi, yaitu dapat larut, sedikit larut atau tidak dapat larut. jika suatu zat dapat larut dalam air maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit larut atau tidak dapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama.
Sedangkan proses-proses pemisahan campuran heterogen antara lain:
  1. Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material yang ditranspor oleh media air, angin, es atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulut-mulut sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-material yang diangkut oleh angin.
  2. Filtrasi atau penyaringan adalah proses yang digunakan untuk memisahkan padatan dari cairan atau gas dengan menggunakan media saring atau filter yang memungkinkan cairan tersebut lewat, dan padatannya tertinggal. Istilah “filtrasi” berlaku baik filter itu mekanis, biologis, atau fisik. Cairan yang melewati filter disebut filtrat. Media saringannya bisa berupa filter permukaan, yang merupakan padatan yang menjebak partikel padat, atau saringan dalam, yang merupakan bahan dasar yang menjebak padatan. Filtrasi biasanya merupakan proses yang tidak sempurna. Beberapa cairan tetap berada di sisi umpan filter atau masih berada di media filter dan beberapa padatan kecil lolos melalui filter.
  3. Sentrifugasi adalah proses pemisahan dengan menggunakan gaya sentrifugal sebagai driving force-nya. Pemisahan dapat dilakukan terhadap fasa padat - cair tersuspensi maupun campuran berfasa cair - cair yang memiliki massa jenis yang berbeda. Pemisahan menggunakan gaya sentrifugal biasanya digunakan pada pemisahan fasa padat dengan fasa cair yang tercampur. Pemisahan menggunakan gaya sentrifugal dilakukan apabila perbedaan densitas antara kedua fasa tidak terlalu besar, bisa dalam bentuk campuran suspensi, dimana pemisahan dengan gravitasi akan memakan waktu sangat lama. Teknik sentrifugasi ini digunakan untuk mempercepat proses pengendapan. Dalam keperluan lain operasi sentrifugasi juga dapat berfungsi ganda, yaitu sebagai pemisah untuk campuran maupun untuk membantu proses pengeringan bahan.

Kamis, 25 April 2019

Case 1 Octave

Penentuan Dew Point Campuran

LPG mengandung campuran uap 10% metana, 20% etana, 70% propane didinginkan pada tekanan tetap 7 atm. Ingin dicari pada suhu berapa (Celsius) pengembunan terjadi dan komposisi embunan yang terbentuk (xi) jika diketahui bahwa tekanan uap murni mengikuti persamaan sebagai berikut:
Petunjuk : kesetimbangan uap-cair mengikuti hukum Roult-Dalton
    xi.Pisat = yi.PT
dengan xi adalah fraksi mol cairan i, Pisat adalah tekanan uap murni komponen i, yi adalah fraksi mol uap i, dan PT adalah tekanan total sistem.
Persamaan yang diketahui:
Pada saat kesetimbangan terjadi maka
    x1+x2+x3=1 dan y1+y2+y3=1
karena yang diamati adalah cairan maka digunakan persamaan:
    f(T)=x1+x2+x3-1


Penyelesaian:
Untuk menentukan nilai T yang bisa memenuhi persamaan f(T) dapat dilakukan proses trial
dengan langkah perhitungan sebagai berikut :
  1. Trial T awal.
  2. Hitung Pisat pada T awal.
  3. Hitung nilai komposisi cairan (xi) dengan menggunakan komposisi uap (yi) dan tekanan total PT.
  4. Hitung nilai f(T) dangan menggunakan komposisi cairan (xi).
  5. Apakah nilai f(T)=0?
  6. Jika tidak maka kembali ke a dengan trial nilai T yang baru.
  7. Jika Ya maka perhitungan selesai.
Dari alur hitung tersebut dapat dilihat bahwa untuk menentukan nilai T yang sesuai maka nilai dari persamaan f(T) harus bernilai nol. Untuk melakukan ini pada Octave telah tersedia toolbox berupa fzero untuk mencari nilai nol fungsi f(T) atau fsolve untuk menyelesaikan persamaan f(T).


Algoritma perhitungan:



Code:






Selasa, 23 April 2019

PENGOLAHAN KELAPA SAWIT

Pengertian
Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar, sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit kedua dunia setelah malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, Pantai Timur Sumatra, Jawa, sulawesi, dan Kalimantan.
Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya, yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya lapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin.
Tahapan Pengolahan
Tandan buah segar (TBS) yang dipanen di kebun diangkut ke lokasi pabrik minyak sawit dengan menggunakan truk. Sebelum dimasukkan ke dalam Loading Ramp, tandan buah segar tersebut harus ditimbang terlebih dahulu pada jembatan penimbangan (weighing bridge). Perlu diketahui bahwa kualitas hasil CPO (Crude Palm Oil) yang diperoleh sangat dipengaruhi oleh kondisi buah (TBS) yang diolah dalam pabrik, sedangkan proses pengolahan dalam pabrik hanya berfungsi menekan kehilangan di dalam pengolahannya, sehingga kualitas hasil tidak semata-mata tergantung dari TBS yang masuk ke dalam pabrik. Secara garis besar diagram alir dari proses pengolahan kelapa sawit dapat dilihat pada gambar 1 dibawah.
Informasi diagram alir tersebut sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan kelapa sawit

Perebusan
Tandan buah segar setelah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam lori rebusan yang terbuat dari plat baja berlubang-lubang (cage) dan langsung dimasukkan ke dalam sterilizer, yaitu bejana perebusan yang menggunakan uap air yang bertekanan antara 2.2 sampai 3.0kg/cm2. Proses perebusan ini dimaksudkan untuk mematikan enzim-enzim yang dapat menurunkan kualitas minyak.
Di samping itu, itu juga dimaksudkan agar buah mudah lepas dari tandannya dan memudahkan pemisahan cangkang dan inti dengan keluarnya air dari biji. Proses ini biasanya berlangsung selama 90 menit dengan menggunakan uap air bertekanan. Dengan proses ini dapat dihasilkan kondensat yang mengandung 0.5% minyak ikan pada temperatur tinggi. Kondensat ini kemudian dimasukkan ke dalam fat pit. Tandan buah yang sudah direbus dimasukkan ke dalam thresher dengan menggunakan hoisting crane.
Perontokan Buah Dari Tandan
Pada tahap ini, buah yang masih melekat pada tandannya akan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan sehingga buah tersebut terlepas kemudian ditampung dan dibawa oleh fit conveyor ke digester. Tujuannya untuk memisahkan brondolan (fruitlet) dari tangkai tandan. Alat yang digunakan disebut thresher dengan drum berputar (rotary drum thresher). Hasil stripping tidak 100%, artinya masih ada brondolan yang melekat pada tangkai tandan, hal ini yang disebut dengan USB (Unstripped Bunch). Untuk mengatasi hal ini, maka dipakai sistem “Double Threshing”. Sistem ini bekerja dengan cara janjang kosong/EFB (Empty Fruit Bunch) dan USB yang keluar dari Thresher pertama, tidak langsung dibuang, tetapi masuk thresher kedua yang selanjutnya EFB dibawa ke tempat pembakaran (incinerator) dan dimanfaatkan sebagai produk sampingan.
Pengolahan Minyak dari Daging Buah
Brondolan buah (buah lepas) yang dibawa oleh fruit conveyor dimasukkan ke dalam Digester atau peralatan pengaduk. Didalam alat ini dimaksudkan supaya buah terlepas dari biji. Dalam proses pengadukan (digester) ini digunakan uap air yang temperaturnya selalu dijaga agar stabil antara 800 - 900C. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukkan ke dalam alat pengepresan (screw press) agar minyak keluar dari biji dan fibre. Untuk proses pengepresan ini perlu tambahan panas sekitar 10% s/d 15% terhadap kapasitas pengepresan. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.
Sebelum minyak kasar tersebut ditampung pada crude oil tank harus dilakukan pemisahan kandungan pasir sand trap yang kemudian dilakukan penyaringan (vibrating screen). Sedangkan ampas dan biji yang masih mengandung minyak (oil sludge) dikirim ke pemisahan ampas dan biji (depericarper).
Dalam proses penyaringan minyak kasar tersebut perlu ditambahkan air panas untuk melancarkan penyaringan minyak tersebut. Minyak kasar (crude oil) kemudian dipompa ke dalam decanter guna memisahkan solid dan liquid. Pada fase cair yang berupa minyak, air dan massa jenis ringan, ditampung pada continuous setting tank, minyak dialirkan ke oil tank dan pada fase berat (sludge) yang terdiri dari padatan terlarut ditampung ke dalam sludge tank yang kemudian dialirkan ke sludge separator untuk memisahkan minyaknya.

Proses Pemurnian Minyak
Minyak dari oil tank kemudian dialirkan ke oil purifier untuk memisahkan kotoran/solid yang mengandung kadar air. Kemudian melalui sarvo balance, maka minyak sawit dipompakan ke tangki timbun (oil storage tank).

Case 1 Matlab Teknik Kimia

Penentuan Dew Point Campuran

LPG mengandung campuran uap 10% metana, 20% etana, 70% propane didinginkan pada tekanan tetap 7 atm. Ingin dicari pada suhu berapa (Celsius) pengembunan terjadi dan komposisi embunan yang terbentuk (xi) jika diketahui bahwa tekanan uap murni mengikuti persamaan sebagai berikut:
Petunjuk : kesetimbangan uap-cair mengikuti hukum Roult-Dalton
    xi.Pisat = yi.PT
dengan xi adalah fraksi mol cairan i, Pisat adalah tekanan uap murni komponen i, yi adalah fraksi mol uap i, dan PT adalah tekanan total sistem.
Persamaan yang diketahui:
Pada saat kesetimbangan terjadi maka
    x1+x2+x3=1 dan y1+y2+y3=1
karena yang diamati adalah cairan maka digunakan persamaan:
    f(T)=x1+x2+x3-1


Penyelesaian:
Untuk menentukan nilai T yang bisa memenuhi persamaan f(T) dapat dilakukan proses trial
dengan langkah perhitungan sebagai berikut :
  1. Trial T awal.
  2. Hitung Pisat pada T awal.
  3. Hitung nilai komposisi cairan (xi) dengan menggunakan komposisi uap (yi) dan tekanan total PT.
  4. Hitung nilai f(T) dangan menggunakan komposisi cairan (xi).
  5. Apakah nilai f(T)=0?
  6. Jika tidak maka kembali ke a dengan trial nilai T yang baru.
  7. Jika Ya maka perhitungan selesai.
Dari alur hitung tersebut dapat dilihat bahwa untuk menentukan nilai T yang sesuai maka nilai dari persamaan f(T) harus bernilai nol. Untuk melakukan ini pada Matlab telah tersedia toolbox berupa fzero untuk mencari nilai nol fungsi f(T) atau fsolve untuk menyelesaikan persamaan f(T).


Algoritma perhitungan:

























Code:


Kamis, 31 Januari 2019

Reactive Distillation


Pengertian Distilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya.

Pengertian Reactive Distillation
Reactive distillation adalah kombinasi dari reaksi kimia dengan distilasi dalam satu unit alat. Awal ditemukannya pada tahun 1921, kemudian dilakukan riset lagi lebih mendalam sejak tahun 1980an dalam berbagai aspek, seperti: modelling, sintesis proses, dan bahan material kolom dan isian kolom. Performa dari reaksi dengan separasi dalam satu unit alat ini memberikan banyak keuntungan. Terutama untuk reaksi yang terbatas kesetimbangan, seperti esterifikasi dan reaksi esterhidrolisis. Konversi dapat jauh ditingkatkan melebihi konversi kesetimbangan kimia dengan pengambilan produk pada kolom reaksi secara kontinyu. Dengan proses ini, reaksi samping bisa dihindari dan panas eksotermis dari reaksi tersebut bisa dimanfaatkan untuk pemurnian produk pada proses distilasi. Selain itu dapat mengurangi biaya investasi dan mengurangi penggunaan sumber daya yang digunakan. 
Karena interaksi yang kompleks antara reaksi kimia dan pemisahan, performa dari reactive distillation bergantung pada beberapa parameter, seperti ukuran dan lokasi bagian kolom reaktif dan non-reaktif, reflux ratio, dan lokasi umpan. Untuk prosedur pengembangan scale-up dan analisa sensitivitas membutuhkan sebuah simulasi yang harus berdasarkan pada pengalaman yang sistematis dan terencana.

Parameter Desain yang berbeda antara Reactive Distillation dan Distilasi Konvensional:
1.      Suhu dan tekanan operasi
Pada Distilasi Konvensional, suhu dan tekanan operasi diatur untuk memastikan pemisahan yang terjadi lebih mudah (biasanya dijaga pada tekanan yang tidak terlalu tinggi). Namun, untuk Reactive Distillation, suhu dan tekanan operasi selain mempengaruhi pemisahan yang terjadi pada bagian rectifying dan stripping, juga mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi. Suhu di kolom mempengaruhi keseimbangan fase dan kinetika kimia. Suhu rendah yang memberikan volatilitas relatif tinggi dapat memperkecil laju reaksi yang terjadi sehingga akan memerlukan hold-up cairan yang sangat besar (atau jumlah katalis yang sangat banyak) untuk mencapai konversi yang diinginkan. Sebaliknya, suhu yang tinggi dapat memberikan konstanta kesetimbangan yang kecil (untuk reaksi eksotermis reversible) yang membuat lebih sulit untuk mendorong reaksi ke arah produk. Temperatur yang tinggi juga dapat meningkatkan terjadinya reaksi samping yang tidak diinginkan. Sehingga, pemilihan tekanan dan suhu operasi optimum menjadi sangat penting dalam mendesain reactive distillation.
2.      Hold-up cairan pada tray.
Desain ukuran distilasi konvensional (yang steady-state) tidak dipengaruhi oleh hold-up cairan pada tray karena desain diameter kolom ditentukan oleh laju aliran uap maksimal yang terhitung sesuai dengan tingkat pemisahan yang diinginkan (parameter yang diutamakan adalah komposisi (kemurnian) distilat dan bottom product). Namun, pada reactive distillation, hold-up cairan pada tray sangat penting karena laju reaksi secara langsung bergantung pada hold-up cairan (atau jumlah katalis) pada setiap tray reaktif. Sehingga, hold-up cairan harus diketahui sebelum kolom tersebut dirancang dan sebelum diameter kolom diketahui. Akibatnya, prosedur desain reactive distillation adalah secara iteratif. Hold-up diasumsikan dahulu, selanjutnya kolom dirancang untuk mencapai konversi yang diinginkan dan produk kemurnian. Diameter kolom terhitung dari laju aliran uap maksimum. Kemudian ketinggian cairan pada tray reaktif yang diperlukan dengan hold-up cairan yang diasumsikan sebelumnya dihitung. Ketinggian cairan yang lebih besar dari 10-15 cm (4-6 inci) tidak diinginkan karena tekanan hidrostatis yang besar (menghambat aliran uap). Dengan demikian, jika tinggi cairan dihitung terlalu besar, diasumsikan holdup yang lebih kecil dan diulang kalkulasinya. Sebuah alternatif yang memungkinkan untuk mengatasi masalah diatas (namun dengan modal tetap yang lebih mahal) adalah dengan membuat kolom yang berdiameter lebih besar daripada yang dibutuhkan oleh beban uap.
3.      Rasio umpan reaktan.
Karena melibatkan reaksi kimia dan proses pemisahan, maka kontrol rasio umpan reaktan yang masuk menjadi hal yang penting dalam menjalankan proses reactive distillation sehingga bisa mendapatkan produk dengan kemurnian yang diinginkan.
Keterbatasan Reactive Distillation
Meskipun distilasi reaktif terdengar seperti ide bagus, luas penerapannya cukup dibatasi. Baik kimia dan uap-cair kesetimbangan kesetimbangan fasa harus cocok.
1.           Kecocokan suhu
Keterbatasan prinsipnya adalah bahwa harus ada kecocokan dalam suhu yang menguntungkan untuk reaksi dan suhu yang menguntungkan untuk pemisahan. Karena reaksi dan pemisahan keduanya terjadi dalam satu wadah tekanan tunggal.
2.           Volatilitas yang tidak sesuai
Keterbatasan besar kedua untuk aplikasi distilasi reaktif adalah bahwa relative volatilitas komponen harus sedemikian rupa sehingga reaktan yang terkandung dalam kolom dan produk dapat dengan mudah dipisahkan dari atas dan atau dari bawah. Misalnya, kita ingin menghasilkan asam asetat dan metanol dari metil asetat dan air. Sekarang metil asetat adalah yang paling ringan, dan itu akan sangat sulit untuk tetap di zona reaktif dan tidak banyak yang kearah distilat dengan metanol yang sedang diproduksi. Proses ini tidak akan cocok untuk distilasi reaktif.
3.           Reaksi lambat
Pembatasan lain untuk distilasi reaktif adalah kebutuhan kecepatan untuk reaksi tertentu cukup besar. Jika reaksi sangat lambat, wadah yang dibutuhkan untuk menampung reaktan akan terlalu besar dan tidak ekonomis.
4.           Pembatasan lain
Distilasi reaktif terbatas untuk reaksi fase cair, karena ada sangat sedikit di hold-up uap fase. Panas reaksi harus secukupnya untuk mencegah perubahan fasa uap dan cair yang melalui zona reaktif. Reaksi yang sangat eksotermik bisa membuat seluruh tray-nya kering.
Kelebihan Reactive Distillation
1.           Biaya operasi dan investasi yang lebih terjangkau karena konfigurasi alat lebih sedikit dan konsumsi energi yang lebih sedikit pula (memanfaatkan energi hasil reaksi).
2.           Large hold-up (waktu tinggal lebih lama).
3.           Fleksibel dalam distribusi hold-up.
4.           Dapat diaplikasikan untuk katalis homogen dan heterogen.
5.           Kemudahan dalam penggantian katalis.
6.           Pengembangan dari skala laboratorium menuju skala industri relatif lebih sederhana.
7.           Limbah produk yang dihasilkan relatif lebih sedikit.
8.           Potensi degradasi akibat kalor yang sedikit lebih kecil.
Kelemahan Reactive Distillation
1.           Kondisi tidak optimal, karena desain kolom merupakan kombinasi dari reaktor kimia dan kolom distilasi
2.           Proses introduksi ke operator lebih sulit karena dibutuhkan pemahaman interaksi uap-cair yang kompleks, kecepatan transfer massa dan difusi, dan kinetika kimia.
3.           Untuk beberapa reaksi, rekasi samping memberikan hasil lebih baik, yaitu kondisi dimana kolom umpan dan zona reaksi dipisahkan. Hal ini dilakukan apabila kondisi optimal untuk reaksi dan distilasi tidak berbeda jauh.

Rabu, 30 Januari 2019

APA ITU TEKNIK KIMIA?

"APA ITU TEKNIK KIMIA?"



Teknik Kimia merupakan salah satu cabang ilmu dari Teknik (Engineering).

Definisi teknik menurut Accreditation Board for Engineering and Technology (ABET):
“Engineering adalah suatu profesi dimana pengetahuan matematika dan ilmu-ilmu alam (natural sciences), yang diperoleh dengan studi, pengalaman, dan latihan, digunakan secara bijaksana untuk mengembangkan cara-cara memanfaatkan bahan-bahan dan sumber-sumber daya alam, secara ekonomis, untuk kesejahteraan manusia”

Kata kuncinya adalah mengembangkan cara-cara (develop ways).


Pengertian Teknik Kimia?
  • Foust (1980)
Cabang ilmu teknik yang memproses bahan-bahan sehingga mengalami perubahan tingkat wujud, kandungan energi, atau komposisi.
  • McCabe (1985)
Cabang ilmu teknik yang mengubah atau memisahkan bahan-bahan menjadi produk yang bermanfaat.
  • Rudd and Watson (1968)
Berkaitan dengan pengubahan bahan baku, energi, dan pengetahuan (know-how) menjadi produk bermanfaat.

Teknik Kimia (chemical engineer) berbeda dengan ilmuan (scientist). Ilmuan lebih banyak berusaha menjawab pertanyaan “mengapa”,sedangkan teknik kimia lebih mementingkan jawaban pertanyaan “bagaimana”, dan pertanyaan tersebut perlu dijawab secara kuantitatif atau semi kuantitatif (best practices). Ilmuan berusaha mencari “kebenaran”, sedangkan teknik kimia menentukan “tindakan”.

Konsep fundamental ilmu teknik kimia atau sering disebut chemical engineering tools, adalah:
  1. Material balance (neraca massa).
  2. Energy balance (neraca energi).
  3. Equilibrium (kesetimbangan).
  4. Rate processes (proses-proses kecepatan), baik yang bersifat fisis (perpindahan momentum, perpindahan energi, dan perpindahan massa), maupun yang bersifat kimiawi (kinetika kimia).
  5. Ekonomi.
  6. Humanitas.
Konsep fundamental tersebut akan melatih berpikir lebih logis dan mendalam. Dengan penguasaan yang mantap terhadap chemical engineering tools, diharapkan lulusan teknik kimia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menganalisis dan memecahkan problem-problem yang ada di industri.

Cara Mengolah Air Sungai Menjadi Air Demin untuk Air Umpan Boiler di PLTU

Apa itu air demin? Apa itu PLTU? Bagaimana proses pengolahan air sungai menjadi air demin? Simak penjelasannya di bawah ini. Apa itu Air Dem...